← Back to posts

Berakhir di Next.js

Tech2 min read

Keinginan untuk menulis itu selalu ada. Ide judul sudah banyak menumpuk di catatan, tapi semangat untuk konsisten masih naik turun. Mungkin karena terlalu banyak pikiran, dan ketika akhir pekan datang rasanya hanya ingin santai tanpa menyentuh laptop sama sekali. Tapi tidak apa-apa—pelan-pelan mulai lagi, sambil ngoprek TypeScript. Whehehe…

Pemuda FOMO

Tahun 2019, ketika Gatsby.js sedang naik daun, saya ikut-ikutan penasaran melihat bagaimana cara kerja SSG (Static Site Generator). Ceritanya juga pernah saya tulis di sini:
https://www.imamrd.space/posts/pertama-kali-mecoba-ssg

Saat itu saya belum terlalu paham JavaScript, jadi saya hanya mengandalkan theme yang sudah jadi. Saya menulis beberapa artikel, membuat personal summary, lalu deploy ke Netlify. Beberapa minggu berjalan, akhirnya bubar—karena bingung, “Ini website mau diapain lagi ya?” 😁

Lagi-lagi PHP -_-

Tahun 2022, semangat iseng itu muncul lagi. Sepertinya waktu itu saya sedang tidak ada pekerjaan dan lagi libur kuliah. Saya membuka kembali proyek web personal dan bertanya:

"Ada nggak ya SSG yang pakai bahasa PHP?"

Setelah mencari sana-sini, ternyata ada! Walau memang tidak begitu populer. Coba saja cek di sini:
https://jamstack.org/generators/
Gunakan kata kunci “Jigsaw”.

Awalnya saya berpikir,
"Kayaknya enak nih nulis beberapa bulan pakai Jigsaw."

Tapi ada rasa malu juga. Orang lain ramai-ramai membahas Hugo, pada migrasi ke Go, sedangkan saya masih PHP lagi PHP lagi. Hufftt.

Tapi jujur, Jigsaw itu tidak rumit. Struktur mirip Laravel, ada Blade component, dan untuk styling saya nyaman pakai Tailwind CSS. Kalau sudah pakai Tailwind, ya tau sendiri alasannya kenapa. (Bacanya di sini: https://www.imamrd.space/posts/first-impression-tailwindcss)

Migrasi Lagi :)

Jengg jenggg… akhirnya saya mencoba Hugo 🤩.
Dan iya, rasanya seperti upgrade level karena sudah pakai yang ada Go-nya—keren aja gitu.

Tapi kalau kesabaran kamu setipis tempe goreng bapak saya, mungkin kamu akan skip langsung. Apalagi kalau belum belajar dasar Go, tapi sudah mencoba Hugo yang dokumentasinya cukup teknis.

Saran saya:
Kalau mau coba, cari saja tutorial Hugo di YouTube. Banyak yang jelas dan to the point. Kalau malas baca dokumentasi, itu pilihan hidup masing-masing. Untuk saya pribadi, mungkin nanti saya pelajari bahasa Go lebih dalam lagi. Sekarang di Hugo baru sampai tahap pilih tema, customize konten, dan membuat personal summary.
Udah, cukup itu dulu Hugo 🙏

Untuk para expert Go, lain waktu kita ngobrol. Mwehehe…

Ini Dia

Setelah mencoba beberapa SSG di berbagai ekosistem, saya merasa Next.js adalah yang paling friendly—baik untuk nulis blog atau untuk pengembangan web secara umum. Kenapa? Karena:

Apa sih Next.js?

Next.js adalah kerangka kerja web berbasis React yang mendukung fitur modern seperti:

  • SSG (Static Site Generation)
  • SSR (Server Side Rendering)
  • CSR (Client Side Rendering)
  • API Routes
  • Optimasi bawaan (image, font, bundle)

Next.js dikembangkan oleh Vercel, yang sekaligus menjadi platform hosting yang sangat nyaman digunakan. Kalau sudah terbiasa dengan React, adaptasi ke Next.js tidak sulit sama sekali.

Next.js juga mengurus banyak hal yang biasanya dilakukan manual di React biasa: routing, prerender, optimasi file, dan banyak konfigurasi kecil lainnya.

Saya pribadi merasa nyaman menggunakan Next.js. Selain itu, Next.js adalah salah satu SSG paling populer di dunia web dev menurut Jamstack. Untuk styling, saya tetap memakai Tailwind CSS karena fleksibel dan sesuai dengan desain layout blog saya.

Kalau kamu tertarik, coba saja. Tidak ada ruginya mencoba hal baru.

Have a good day ⚡️⚡️